Kamis, 09 Desember 2010

Terulang Lagi...

Hari, masih pagi. Pikiran masih jenuh. Hari-hari masih panjang. Harus dilewati, harus dilalui. Berat harus dipikul, ringan sama-saja dipikul. Semua terasa pikulan satu bakul masalah di atas dengkul yang sudah tumpul karena tidak bisa memasukan pikiran dan ide ke dalamnya. Ini bukan bermaksud menunjukan bahwa otakku ada di dengkul, tapi aku merasa seperti otak dengkul atau biasa orang menyebutnya dengan hawan, udang.

Entah mengapa, aku merasa lebih antusias bermain sendiri dari pada belajar. Kalau bermain bersama-sama juga lebih baik, tapi di hari-hari ujian itu aku biasanya bermain hanya sendiri, dirumah. Hanya bermain, download file,  nonton, dan berbagai kepentingan tersier lainnya yang dinaikan prioritasnya menjadi tingkat satu. Yah, aku ini memang tipe yang mengutamakan kepentingan dirinya sendiri sebelum orang lain, biasanya. Namun untuk kali ini, aku akui sedikit bahwa aku memang egois dalam konteks belajar dan bermain.

Entah mengapa, semenjak kelas ini, aktifitasku menjadi semakin tidak berkualitas. Tidak naik ke tingkatan yang lebih elit, namun menjadi kembali ke kelas teri. Aku pun menjadi lebih mencandui komputer ini dan permainannya. Aku pun bingung bukan kepalang. Mamengnya aku kecanduan narkoba atau sejenisnya sampai aku bisa begini? Mungkin bukan narkoba, tapi "TOUHOU". Sebuah game bullet hell(permainan yang sepertinya kalian suka). Ini dia salah satu gameplaynya.




Ya, mungkin terasa pusing jika dihujani oleh rintik hujan tanpa basah sedikitpun. Namun tantangan itulah yang memusingkanku dan membuat aku selalu ingin memainkannya.Rasa penasaran itulah sebenarnya yang membuat aku ingin memainkannya. Namun jika jauh lebih dalam lagi, aku hanya ingin menghilangkan stres dan duka, serta melupakan amarah.

Semua ini hanya sebagai madia untuk menyalurkan semua uneg-uneg yang kadang (Oops, mungkin sering) aku terima dari orang tua dan lainnya. Bahkan dari diri aku sendiri, aku sering emndapat tekanan batin, namun itu tidak membuatku gila. Aku tetap waras, namun aku merasa hampa. Terasa sekarang kalau aku ini semakin lama semakin memudar. Semakin rata dan tidak terlihat lagi wajahnya. Dan maaf, jangan diartikan dalam arti harfiah, aku masih memiliki wajah dan tidak menguap.

Ahh. Sudah banyak hidup yang seharusnya aku jalani, dan sudah banyak kenangan yang seharusnya aku ingat dan lupakan. Namun aku merasa seperti kembali mengulang segala yang terjadi. Entah mengapa, kadang aku sendiri tidak tahu apa yang terjadi dengan diriku. Bahkan saat ujian, aku tak tahu bahwa ada angka di tanganku. "25". Sampai malam itu pun angka itu masih terjiplak di tanganku, sementara coretan lainnya menghilang. Aku sudah banyak menemui hal-hal lazim yang unik. Namun untuk perasaanku yang satu ini, aku merasakan keunikan lainnya yang belum pernah aku rasakan. Semoga saja aku bisa korek semuanya dalam-dalam. Dan semoga aku bisa menjalani semua kehidupan ulangan ini...

Tidak ada komentar: