Aku tak tahu ke arah mana hal ini akan menjurus. Aku hanya sedang gundah memikirkan hal yang orang lain permasalahkan sehingga masalah itu bertransmigrasi kedalam pikiranku dan menyisakan satu dan dua hal di dalam otakku. Terkadang aku pun memikirkan hal yang belum pernah aku selesaikan, sampai sekarang, mungkin... Mungkin juga tidak... Kenapa? Karena belum aku tanyakan. Ya.
Semua ini berlalu ketika waktu berlalu. Banyak orang berpangku tangan pada bahu sang detik dan berharap pada detik sang menit dan detak sang jam, namun mereka gelisah pada injakan tahun dan derunya usia. Tidak selalu begitu memang, namun memang beberapa orang berharap masalahnya akan selesai seiring waktu ebrlalu, jadi dia pun diam manakala waktu saja yang bertindak. Namun benarkah waktu akan bertindak?
Selalu ada di benakku bahwa jika kita semua ini bisa melakukan apa yang kita mau jika kita menginginkannya, menaruh niat kedalamnya dan tentu saja melakukannya tanpa pandang kata menyerah. Niscaya semua itu akan berhasil, menurutku. Namun tentu saja itu tidak 100% benar karena "hidup itu sekitar 70% saja". Aku mendengar hal tentang hidup 70% di Jakarta, tepatnya saat talk show Ajahn Brahm mengenai "All is Well".
Memang terkadang hidup berbuat tidak adil dengan diri kita, namun, benarkah demikian? Apakah benar itu terjadi? Tidakkah kita yang mengeluhkan hal itu sehingga terasa lebih berat? Aku tahu bahwa siapapun di muka bumi ini tidak akan pernah merasakan hidup yang 100% indah, namun tidak ada salahnya kan kalau kita menuikmati 30% hal yang buruk untuk kita nikmati beserta 70% lainnya?
Terkadang itulah yang berada di benakku, namun sekarang yang sedang berada di benakku adalah pertanyaan. Ya, hanya beberapa pertanyaan. Pertanyaan itu terus saja berputar-putar tanpa ada jawaban yang pasti. Ini mungkin sama dengan beberapa orang lainnya. Mereka berspekulasi dan tidak bertanya yang membuat mereka jatuh di lubang yang mereka buat sendiri. Dan karena aku yakin bahwa semua insting dan pengetahuanku bisa saja salah, maka bertanya adalah hal yang paling tepat. Toh, tidak ada salahnya bertanya kan?
Lalu bagaimana dengan spekulasi? Apa itu salah? Menurutku, aku sendiri tidak tahu. Tapi yang terpenting, jika kamu bersedia berspekulasi, maka kamulah yang harus bersedia menerima konsekuensinya. Itu saja. Karena semua hal butuh konsekuensi, entah baik, entah buruk, hukuman atau pujian, penghargaan atau hinaan. Semua tergantung di tangan kalian sendiri. Sebab hidup ada di tangan kalian sendiri (terkecuali satu dan beberapa hal yang menyangkut daur hidup seseorang).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar