Rabu, 17 November 2010

Salam Kepada Yang Tertunda

Ya, kembali aku bermimpi. Kemarin malam. Tepat saat aku masih terlelap. Kali ini sudah sangat aneh. Mimpi ini sudah di luar kebiasaanku.Di luar batas kebebasan. Diluar batas peradaban. Brutal. Liar. Dan, kerataan wajah.

Malam yang dingin itu. Dengan selimut yang menutupi diriku, aku bermimpi...

Aku terbangun.Di atas kasurku. Lalu aku berjalan ke luar. Menuju ke depan pintu. Lalu aku langsung saja menembus pintu dan akhirnya aku ada di sebuah tempat yang asing. Tanpa aku sadari, aku sudah berpakaian sekolah. Baju seragam dan celana abu-abu tanpa rompi dan dasi. Sepertinya aku berada di sebuah sekolah. Tepat di depan pintu gerbangnya. Ya, hanya gerbang. Biru tua.

Aku melihat beberapa orang dengan seragam yang mirip denganku. Marah-marah. Melempari batu ke sekolah itu. Sepertinya aku mengenal semua orang itu. Ya, sepertinya mereka temanku, teman satu angkatan.Mereka...brutal. Yang aku lihat hanya yang lelaki saja. Mereka melempari batu ke dalam sekolah itu, mendobrak pintunya, mengacak-acak meja, dan beberapa tindakan yang diluar batas kesadaran. Mereka seperti kerasukan setan! Namun entah mengapa aku juga jadi ikut marah dan segera mengkat kursi di dekat pos satpam yang kosong dengan tali rafia yang ada di sebelahnya dan segera mengangkat kursi itu dengan tangku. Aku lari. Entah pergi ke mana.

Lalu aku berbelok dari arah penyerangan mereka. Aku berlari menuju sebuah tempat. Seperti kantin. Di situ aku mulai menukar kursi yang terikat di tanganku dengan yang ada di kantin. Setelah selesai, aku melihat ada dua orang... tidak, tiga. Satu orang itu... Dia? Teman lamaku, Eldi. Duduk santai di kejauhan. Lalu dua orang lagi seperti OB yang bekerja di sekolahku. Aku sempat mengobrol dengan salah satu dari mereka dan dengan Eldi. Mereka duduk di meja yang terpisah. Salah satu yang tidak aku ajak bicara sedang duduk rilex sambil meminum segelas kopi.

Setelah itu aku kembali berlari. Memecahkan beberapa kaca. Lalu datang lagi anak-anak dari sekolah lain dari gerbang depan, tempat kami semua masuk. Mereka sepertinya memiliki seragam yang mirip. Namun aku tidak tahu mereka dari mana. Yang penting mereka datang untuk membantu. Itulah yang mereka katakan padaku. Mereka ikut memecahkan kaca, mengobrak-abrik meja,  dan menghancurkan sekolah itu.

Beberapa menit berselang, aku kecapaian dan sekolah sudah seperti reruntuhan gedung yang sudah terkena gempa. retakan di mana-mana, kaca pecah semua, dan semua meja sudah tidak teratur serta ada yang terbelah. Aku berterima kasih pada mereka dan mendatangi teman-temanku di ruangan seperti aula di dalam sekolah itu. Kami diam di dekat pojok pintu keluar aula. Mereka seperti sedang berbicara sesuatu. Dan sekarang sudah ada anak-anak wanitanya. Aku datang dan duduk di lantai sambil mendengarkan percakapan mereka. Namun aku sepertinya tidak mendengar apapun. Namun aku masih bisa melihat wajah mereka. Semuanya seperti meratakan wajahnya. Tidak ada ekspresi apapun. Bahkan teman yang biasanya ceria pun sekarang rata. Mulut yang berbentuk satu garis lurus.

Aku bingung, aku mencoba berdiri dan kami seperti ada di lantai dua dari aula itu. Berada di sebelah pintu keluar aula, lantai duanya. Aku melihat siswa yang membantu kami dalam penyerangan itu. Mereka berbaris dan ada setumpukan kertas kuning. Seperti karton, namun ada datu kata di atasnya.

Dia

Hah? Tulisan sambung "Dia"? Apa maksudnya? Aku bingung dan hanya melirik "dia". Rata. Sedang menoleh ke kiri, lalu ke kanan. Lalu kembali ke kiri, seiring dengan orang yang sedang berbicara.

Apa maksudnya semua ini? Aku tidak bisa bicara apapun! Mulutku sepertinya terkunci! Aku coba untuk berjalan keluar dari pintu itu. Saat aku berjalan, aku mendengar suara kecil, seperti orang banyak yang sedang sholat. Semakin mendekat, semakin keras dan saat aku melewati pintu yang silau dan terbuka itu.....

Aku sudah ada lagi di atas kasurku. Terbangun, hanya bisa melihat langit-langit rumah.

Apa maksud mimpiku kali ini?
Aku selalu bingung dengan semnua mimpi yang aneh...
Tolonglah, berikan aku jawaban...

Tidak ada komentar: